Selasa, 19 Juni 2012

SEJARAH CANDI PORTIBI
Kerajaan Portibi di tanah Batak merupakan kerajaan kuno yang sangat unik. Portibi dalam bahasa Batak yang artinya dunia atau bumi. Portibi adalah nama sebuah daerah yang menjadi nama sebuah kecamatan di daerah tingkat II Tapanuli Selatan. Berada dijantung Padang Lawas. Dulunya merupakan wilayah dari Padang Bolak. Secara administratif Candi Portibi berada di tiga wilayah yaitu Kecamatan Portibi, Kecamatan Padang Bolak dan Kab. Padang Lawas. Kepurbakalaan yang terdapat pada situs ini tersebar disepanjang aliran sungai Batang Pane, Sirumambe dan sungai Barumun, dan terdiri dari 16 kempleks percandian atau dalam bahasa setempat disebut Biaro atau Biara yang merupakan adopsi dari bahasa sangsekerta.

Bermula dari ekspedisi pasukan Rajendra Cola (lebih kurang tahun 1100 M ) melalui pantai Natal, terus masuk ke daerah-daerah sekitar sungai Barumun, Padang Lawas yang sekarang dikenal dengan Portibi dan beberapa wilayah di sekitar Sungai Batang Angkola di Angkola setelah menguasai Sri Langka.

Di sekitar daerah tersebut mereka mendirikan kerajaannya dimana sebelumnya telah eksis masyarakat tambang Batak dengan pendatang dari berbagai penjuru dunia terutama dari masyarakat Hindu. Mereka mendirikan koloni lengkap dengan Candi yang sekarang dikenal dengan Biara Sipamutung, sebuah Hindu Temple Complex yang diperkirakan jauh lebih besar dari komplek candi hindu Prambanan di Pulau Jawa.

Sampai sekarang di daerah Portibi, masih terdapat Candi Bahal I, III dan III. Masih di daerah yang dinamakan Bahal tersebut terdapat sebuah candi terletak di pinggir sungai Batang Pane, sekitar 300 meter dari candi Bahal I. Candi-candi juga terdapat pada desa Bara, Aloban, Rondaman Lombang, Saba Sitahul-tahul dan lain-nya.

Terdapat juga bendungan kuno raksasa di desa Aloban (rura Sitobu). Berukuran panjang sekitar 150 meter, lebar sekitar 15 m, juga bendungan lainnya di Sihaborgoan. Kedua bendungan tersebut tidak lagi diketahui oleh masyarakat sejarahnya karena diperkirakan seumur dengan candi-candi tersebut. .

Namun yang disayangkan  keberadaan peninggalan sejarah berupa candi purbakala ini kian waktu kian terpuruk kelestariannya. Semua bekas peninggalan tambang kuno tersebut, kini hanya jadi onggokan puing yang terabaikan hingga sekarang. 

0 komentar:

Posting Komentar