Kantor BSPP Kab. Padang Lawas Utara

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lokasi Candi Bahal Portibi Kab. Paluta

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

My Aventure Kecamatan Dolok Kab. Paluta

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 23 Agustus 2013

Direktur Utama Rumah Sakit Gunung Tua Tertangkap

Paluta  anakpangaratto.blogspot.com - Direktur RSUD Gunungtua, Kab Padang Lawas Utara (Paluta), dr.NBH ditangkap Penyidik Subdit III/Tipikor, Ditreskrimsus Poldasu, bersama stafnya  H.RTH, SKM, Rabu (21/8) sekira pukul 19.00 wib, dalam kasus korupsi pengadaan alat-alat kesehatan di rumah sakit tersebut.

Dr. NBH, selain kapasitasnya sebagai direktur, dalam proyek pengadaan alkes itu bertindak sebagai Pengguna Anggaran (PA) sedangkan H.RTH,SKM bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Kerugian negara dalam kasus itu sebesar Rp.5 milyar lebih.

Direktur Ditreskrimsus Poldasu, Kombes.Pol.Drs. Sadono Budi Nugroho,SH, mengatakan, keduanya ditangkap ketika sedang santai disalah satu restoran siap saji (Mc Donald) di Medan.

Dikatakannya, kasus dugaan korupsi yang menjerat kedua pejabat di RSUD Gunung Tua itu terkait pengadaan alat-alat kesehatan, dengan cara mark up.

"Setelah kita teliti, harga alat-alat kesehatan untuk Rumah sakit itu dibengkakan (Mark Up). Bahkan, disinyalir, alat-alat kesehatan itu rekondisi," katanya.

Penyidik Subdit IIi/Tipikor, kata Sadono masih mengembangkan kasus tersebut, manakala ada tersangka selain kedua tersangka tersebut.

Dijelaskannya, pengadaan alkes di RSUD Gunungtua, Kab Paluta, juga melibatkan rekanan, Ridwan Winata, yang kini ditahan Kejati Lampung.

"Ridwan Winatar adalah rekanan pengadaan Alkes di 6 Kab/Kota di Sumut, yaitu Kab Tobasa, Samosir, Tapteng, Sibolga, Labusel termasuk Paluta," terangnya sembari menyebut, dalam dugaan korupsi pengadaan Alkes di Paluta, pria turunan China asal Pematang Siantar itu, ikut sebagai tersangka. Tapi, yang bersangkutan saat ini ditahan di Tahanan Kejati Lampung.

Dalam kesempatan itu juga, Dirreskrimsus Poldasu, Kombes.Pol.Drs. Sadono Budi Nugroho,SH mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki dan melakukan penyidikan dugaan korupsi pengadaan Alkes dan KB di 6 Kab/Kota.

Hingga saat ini, sambungnya, dari 6 Kab/Kota, Tipikor Poldasu sudah menahan 9  tersangka. Satu orang dari Pemkab Tobasa yaitu Kepala BKKBN yang juga mantan Kadis Kesehatan Tobasa, dr.Haposan Siahaan M.Kes, selaku PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).kerugian negara Rp.4,9 milyar.

dana yang dianggarkan untuk pengadaan Alkes Tobasa  sebesar Rp.9 milyar, bersumber dari Bantuan Daerah Bawahan (BDB) Pemprovsu TA 2012.

Kemudian dari proyek alkes Pemkab Labusel ada 6 tersangka yaitu, Syahrulan selaaku PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)n, JW (Direktur perusahaan), JT (wadir I rekanan) TN alias AS, SYN dan R kelimanya berasal dari Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel), dengan kerugian negara Rp.10 milyar. Menyusul dari Paluta, dr.NBH dan H.RTH,SkM, dengan kerugian negara Rp.5 Milyar lebih.

Selasa, 13 Agustus 2013

Pilkada Paluta syarat dengan politik uang



MEDAN - Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) yang akan dilaksanakan pada 14 Agustus nanti, diduga para kandidat memilih menggunakan politik uang dari pada penyadaran kepada masyarakat terkait pelaksanaan demokrasi yang dilaksanakan 1 sekali 5 tahun.

Berdasarkan informasi yang diterima Waspada Online di Medan hari ini, para kandidat memanfaatkan kondisi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi karena harga getah karet selaku penghasilan warga harganya mengalami penurunan beberapa bulan ini.

Seorang warga Paluta yang enggan namanya ditulis mengatakan, bahwa tim pasangan calon sudah mulai menghitung uang yang akan dikasihkan kepada masyarakat agar mereka memilih pasangan tersebut.

Jumlah uang yang akan diberikan setiap orangnya sekitar Rp100.000 hingga Rp200.000. "Biasanya akan diberikan setiap orang yang ikut memilih. Pasarannya Rp100.000 hingga Rp200.000. Warga karena sangat butuh uang malah senang dengan politik seperti itu," tambahnya.

Namun, berdasarkan pantauan Waspada Online tidak terlihat pengawasalan yang dilakukan tim pengawas pemilu di Paluta. Sehingga tim sukses para kandidat dengan mudahnya melakukan politik uang tanpa adanya teguran dari tim panwaslu Paluta.