Pernahkah teman-teman berfikir bahwa seluruh makhluk di dunia ini diciptakan Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya (Surat Adz Dzariaat : 56). Bukan hanya manusia, tetapi juga tumbuhan, hewan bahkan alam semesta ini, semuanya beribadah tunduk dan patuh, beribadah kepada Allah Swt. Hanya saja, (mungkin) kita tidak pernah tahu, model ibadah macam apa yang mereka kerjakan.

Sudah banyak hikmah dan keajaiban shalat bagi manusia. Dengan shalat, badan dan jiwa menjadi sehat. Lihat, saja dalam gerakan shalat terkandung olah raga fisik layaknya senam kesegaran jasmani. Ditambah lagi, olah rasa, jiwa dan karsa melalui bacaan-bacaan dalam shalat yang kebanyakan merupakan doa (shalat memang artinya doa) yang membuat jiwa serasa tenang dan damai. Sungguh merupakan sebuah perpaduan yang mengagumkan! Maka, ketika hati serasa kusut, jiwa serasa hampa, maka shalat menjadi semacam terapi mental untuk menjadi pribadi lebih baik.
Sebagaimana kita ketahui, shalat terdiri dari berbagai macam. Namun gerakan ini dapat diringkas menjadi 4 hal saja yakni : berdiri, ruku, sujud dan duduk. Demikian seterusnya. Namun, coba perhatikan dengan cermat, posisi gerakan shalat ternyata sangat mengagumkan. Jika diukur sudut-sudutnya, maka akan didapatkan bahwa gerakan shalat mulai dari posisi berdiri (0°), rukuk (90°) dan dua kali sujud (2 x 135°) yang jika dijumlahkan akan menghasilkan sebuah sudut putaran penuh 360°. Hal ini berarti bahwa gerakan shalat sebenarnya adalah gerakan memutar yang di lakukan berulang-ulang.

Lalu , tahukah anda temans mengapa rakaat shalat berjumlah 17 rakaat dengan pembagian 2 rakaat subuh, 4 rakaat dzuhur, 4 rakaat ashar, 3 rakaat maghrib, 4 rakaat isya? Mmm. . kalo jawabannya “memang dari udah dari sononya, kok!” maka jawaban anda terlalu biasa. Ternyata ada filosofi dan sejarahnya loh mengapa rakaat shalat bisa demikian. Mau tau? Hal ini terkait erat dengan apa yang pernah dialami nabi-nabi terdahulu yang dikenal dengan sebutan “ulul azmi” yakni nabi/rasul yang paling tabah menghadapi cobaan dan pernah merasa bersalah akibat perbuatan yang pernah mereka lakukan.
- Dua rakaat Subuh melambangkan penyatuan jasad dan ruh. Shalat ini pernah diperintahkan kepada Nabi Adam AS gara-gara melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah khuldi. Ketika dilanggar, beliau dan istrinya, Siti Hawa diturunkan ke bumi dan dipisahkan Allah selama 200 tahun. Nabi Adam As diturunkan di India, sementara SIti Hawa di Jeddah. Setelah sekian lama memohon ampun kepada Allah, diperintahkannya untuk shalat subuh dua rakaat di Jabal rahmah, Arafah. Dan akhirnya mereka berdua bertemu kembali.
- Empat rakaat Dzuhur melambangkan dua tangan dan dua kaki. Pernah diperintahkan kepada Nabi Ibrahim ketika akan dibakar oleh Raja Namrudz. Akhirnya Allah menyelamatkan beliau dari api yang panas dan berubah menjadi dingin untuk Nabi Ibrahim.
- Empat rakaat Ashar melambangkan dua punggung (kanan dan kiri), dada dan kemaluan. Pernah diperintahkan kepada Nabi Yunus AS yang melarikan diri dari kaumnya lalu ditelan oleh ikan hut (paus). Dengan memohon ampun kepada Allah, Nabi Yunus pun akhirnya diselamatkan oleh Allah.
- Tiga rakaat Maghrib melambangkan dua lubang hidung dan mulut. Pernah diperintahkan kepada Nabi Nuh AS ketika terjadi banjir banding, yang ketika itu sempat menyeru anaknya untuk masuk ke dalam perahu, namun ditolak karena anaknya (Kan’an) tergolong ke dalam orang-orang yang ingkar. Setelah shalat, air pun surut dan Allah menyelamatkannya dengan mendaratkan perahu di bukit Juhdi, Irak.
- Empat rakaat Isya melambangkan dua mata dan dua telinga. Pernah diperintahkan kepada Nabi Musa AS ketika terjepit karena kejaran pasukan Fir’aun. Allah memerintahkannya untuk shalat, dan akhirnya menyelamatkannya dengan membelah laut melalui perantaraan tongkatnya.
